Cara Beternak Ayam Petelur
Ayam peteluradalah ayam betina yang
khusus di ambil telurnya. Ayam petelur dapat mendatangkan penghasilan
yang lumayan jika dilakukan secara intensif.
Berikut ini adalah jenis-jenis ayam petelur
Ayam petelur ada dua jenis, yaitu Ayam petelur medium dan ayam petelur ringan.
1. Ayam Petelur Medium
Ayam petelur
medium cirinya khasnya adalah bobotnya yang cukup berat. Ayam petelur
medium dapat memproduksi telur yang cukup tinggi. Dagingnya juga cukup
banyak sebab bentuk badannya yang cukup besar.
Oleh sebab itulah ayam petelur medium
juga di sebut sebagai ayam dwi guna, artinya ayam yang memiliki manfaat
ganda yaitu dapat menghasilkan telur dan dapat menghasilkan daging.
Ayam petelur
medium umumnya berbulu coklat dan telur yang dihasilkan juga berwarna
coklat. Harga telur coklat umumnya harganya lebih mahal disbanding telur
yang berwarna putih sebab yang berwarna coklat bobotnya lebih berat
dari yang berwarna putih. Walaupun nilai gizinya sama umunya orang lebih
menyukai yang berwarna coklat daripada yang berwarna putih.
2. Ayam Petelur Ringan
Ayam petelur putih adalah sebutan yang lain bagi ayam petelur ringan. Ciri-cirinya sebagai berikut :
- Bulu berwarna putih.
- Badan ramping.
- Mata bersinar
- Jengger berwarna merah.
Ayam petelur
ringan mampu menghasilkan lebih dari 260 butir telur per tahun. Ayam
petelur ringan mempunyai kelemahan meskipun produksi telurnya cukup
banyak. Yaitu sangat peka terhadap keributan dan cuaca yang panas, ayam
ini juga mudah kaget, jika kaget maka produksi telurnya menurun.
Penyiapan Bibit
Induk yang memiliki sifat-sifat unggul dapat menghasilkan bibit yang berkualitas.
Adapun sifat-sifat unggul yang harus dimiliki calon induk adalah sebagai berikut.
- Masa betelurnya dalam kurun waktu yang lama.
- Pertumbuhan badannya sangat bagus.
- Daya tahannya terhadap penyakit cukup kuat.
- Konversi ransum atau konversi
makanannya rendah. Konversi ransum adalah perbandingan antara berat
ransum yang dihabiskan dan berat telur yang dihasilkan.
- Produktivitas dan bobot telur yang dihasilkan cukup tinggi.
- Bulu-bulunya terlihat halus dan penuh.
- Tubuh tampak sehat dan tidak memiliki cacat.
- Mempunyai ukuran tubuh yang normal, dengan bobot antara 35 – 40 gram.
- Memiliki nafsu makan yang baik.
- Di duburnya tidak terdapat bekas tinja.
Pemberian Pakan
Ayam petelur memiliki dua fase, yaitu
fase starter (umur 0 – 4 minggu) dan fase finisher (umur 4 – 6 minggu).
Pemberian pakan dibedakan menurut fase umur tersebut. Perbedaannya
terletak pada persentase zat gizi dan kuantitas pakan.
1. Pakan Fase Starter
Pakan fase starter tediri atas: protein 22 – 24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, kalsium 1%, dan fosfor 0,7 – 0,9%.
Kuantitas pakan dibedakan menurut golongan umur, yakni sebagai berikut.
* Minggu pertama (umur 1 – 7 hari): 17 gram/hari/ekor.
* Minggu kedua (8 – 14 hari): 43 gram/hari/ekor.
* Minggu ketiga (umur 15 – 21 hari): 66 gram/hari/ekor.
* Minggu keempat (umur 22 – 29 hari): 91 gram/hari/ekor.
2. Pakan Fase Finisher
Pakan fase finisher terdiri atas: protein 18,1 – 21,2%, lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium 1%, dan fosfor 0,7 – 0,9%.
Kuantitas pakan dibedakan menurut golongan umur, yakni sebagai berikut.
* Minggu kelima (umur 30 – 36 hari): 111 gram/ hari/ ekor.
* Minggu keenam (37 – 43 hari): 129 gram/ hari/ ekor.
* Minggu ketujuh (umur 44 – 50 hari): 146 gram/ hari/ ekor.
* Minggu kedelapan (umur 51 – 57 hari): 161 gram/ hari/ ekor.
Selain pakan, ayam juga diberi minum.
Air minum untuk hari pertama sebaiknya ditambah gula sebanyak 50 gram
per 1 liter air dan obat antistres.
Pencegahan Penyakit
Serangan penyakit dapat dicegah dengan
menjaga kebersihan kandang. Kandang harus selalu dibersihkan. Jika ada
bagian yang rusak, harus segera diperbaiki.
Agar kebal dari penyakit yang disebabkan virus,
ayam perlu diberi vaksinasi. Vaksinasi untuk ayam antara lain vaksin
NCD, vaksin cacar, dan vaksin anti-RCD. Ayam yang akan divaksinasi harus
dalam keadaan sehat. Dosis vaksin juga harus tepat. Selain itu, alat
yang digunakan juga harus steril.
Pemanenan
Telur sebaiknya dipanen tiga kali
sehari, yaitu pada pagi, siang, dan sore hari. Dengan demikian,
kerusakan isi telur akibat virus dapat dihindari atau dikurangi. Telur
selanjutnya diletakkan di atas egg tray (nampan telur). Telur abnormal
harus dipisahkan dari telur normal.
Telur normal berbentuk oval, bersih, dan
berkulit mulus. Beratnya sekitar 57,6 gram dengan volume 66 cc.
Sementara telur abnormal adalah telur yang terlalu kecil, terlalu besar,
bentuknya lonjong, atau kulitnya retak.
sumber : pengusahaoke.com